IBADAH DAN SIYASAH DALAM PARLEMEN
Oleh : DR. KH Surahman Hidayat, MA
Saudara-saudara ku, suatu kenikmatan dari Allah SWT kita bersilaturahim dalam suasana shaum, dalam rangkataqorubban ilalLah, taqorubb kepada Allah SWT sambil memikirkan hal – hal yang bisa kita perjuangkan untuk berpartai untuk ummat, rakyat dan bangsa Indonesia.
Hadirin Hadirat yang dirahmati Allah, fainnal ibadah was siyasah, Ibadah dan Siyasah, formulasi yang menyatukan ibadah dengan Siyasah, tujuan ibadah adalah meraih sebanyak – banyaknya ganjaran pahala dari Allah SWT, dan siyasah tujuan nya adalah Ridho Allah untuk meraih sebanyak – banyaknya dukungan masyarakat dalam bentuk suara. Kalau ibadah untuk Allah SWT karena cinta, maka Allah akan berikan berbagai bentuk rahmat dan karuniaNya. Jika dari masyarakat akan menerima dengan senang hati. Ada kolerasi antara mengumpulkan pahala dari Allah dan mengumpulkan dukungan dari hamba Allah, yaitu al imanu wa amalu as sholih, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan meningkatkan iman dan amal shalihnya, maka Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. “
( QS Maryam (19) : 96).
Meningkatnya iman dan amal sholeh akan mendatangkan berbagai bentuk keberkahan didunia dan di akhirat apabila Allah memberikan cintaNya kepada hambaNya, maka dalam sebuah Hadits :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ.
(رواه البخاري)
Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkan kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.”
(HR. Bukhari)
Jika Allah mencintai seorang hambaNya baik perorangan maupun secara komunitas, maka Allah memanggil malaikat Jibril menyampaikan, Aku mencintai HambaKu si Fulan dan kemudian malaikat jibril mengumpulkan malaikat atau penduduk langit dan menyampaikan sesungguhnya Allah telah mencitai hambanya si fulan atau komunitas fulan maka cintailah. Kemudian mengkomunikasikan ke manusia, hamba – hamba Allah di bumi melalui komunikasi spiritual (rohani), sesungguhnya Allah telah mencintai hambanya si fulan atau komunitas fulan, maka cintailah, maka di tetapkanlah al qabul di kalangan penduduk bumi. Tentu terjemahan dan bentuknya bahwa seseorang itu di terima di masyarakat dalam perspektif perjuangan politik, agar komunikasi politiknya efektif bahkan efesien. Tidak terlalu mahal walaupun diperlukan, sebab sarana digunakan sebagai penyambung. Sehingga efektiftitas, efisiensi, dan aksesibilitas tinggi dengan apa yang diharapkan, efeknya dukungan masyarakat akan bertambah.
Jadi ada kolerasi yang kuat antara al imanu wal amalus sholih, al iman tentu saja bahwa kita meyakini, mempertahankan keyakinan, dan memperkuat keyakinan bahwa Allah lah yang Maha Benar dan selain Allah adalah Al- Bathil. Artinya kebenaran itu datang dari Allah. Dalam perpektif siyasah kebenaran itu tidak hanya yang diwahyukan maupun sabda nabi, tetapi dari empirik, bahwa ini bermanfaat mengurangi mudharat bagi manusia dan lingkungan, walaupun tidak ada ayat ataupun hadist nya, adalah merupakan kebenaran atau kebaikan sesuai dengan apa yang diwahyukan oleh Allah SWT.
Maka dalam perspektif perjuangan politik selain menjelaskan kebenaran – kebenaran dari Allah SWT, tapi juga bagaimana mengikhtiarkan kemaslahatan bagi masyarakat. Ada kemaslahatan dari empirik pengalaman misalnya, soal RUU, Pemilu mana yang lebih maslahat dari perspektif memperjuangkan kalimat Allah dan kemaslahatan bagi ‘ibadulLah, tentu tidak ada ayat khusus&hadits tentang pemilu. Disinilah bedasarkan pengalaman empirik pemilu tahun 1955 dan seterusnya bahwa bangsa ini kaya dengan pengalaman, tidak boleh terperosok pada kemudharotan yang sama yang pernah dialami pada masa – masa lalu. Sesungguhnya kalau pandai mengambil ibroh sehingga khulaso (ringkasan) hasil induktifnya akan mendapatkan pemilu yang lebih maslahat bagi masyarakat, berarti kebenaran dan merupakan bagian dari amal sholeh yang harus diperjuangankan.
Dari perspektif iman memperjuangkan kemaslahatan dan amal sholeh adalah prinsip iman. Jadi iman adalah menyakini kebenaran dan memperjuangkan kebenaran. Iman yang paling besar yaitu kalimat haqqul yaqin diperjuangkan sampai berhadapan dengan penguasa dan menghadapi resikonya inilah keimanan yang tinggi, bila syahid maka syahadahnya di peringkat tinggi. Iman dan amal sholeh yang mengantarkan manusia pada kecintaan Allah SWT, yang mengantarkan manusia siapapun juga pada penerimaan dan kecintaan ibadullah hamba – hamba Allah.
Dalam konteks iman, menyakini nilai – nilai kebenaran yang harus diperjuangkan, ada RUU tentang tax amnesti yang benar yang mana? Yang benar yaitu, yang pertama sesuai dengan kaidah – kaidah keilmuan / ilmiah, yang kedua paling sesuai dengan nurani, dan yang ketiga yang paling maslahat. Jika memenuhi ke tiga aspek, itulah pilihan dan menyakini, itulah bagian dari keimanan. Pesan iman harus berpihak kepada yang lebih memenuhi ke tiga aspek tadi, sehingga menjadi pilihan yang mantap, pilihan yang idiologis. Aqidah adalah pilihan yang sangat mahal sekalipun dilobby seperti apapun juga, karena imbalannya adalah ridho Allah.
Amal Sholeh dalam kontek bagaimana memperjuangankan prinsip ideologi dan aqidah bisa tercapai, tentu memerlukan advokasi dan inisiasi. Contoh: ada arahan untuk isu LGBT agar fraksi menginisiasi RUU atau semacamnya, mengadvokasi berarti ada inisiasi dari fraksi lain. Ada aspek kebenaran, disitulah kita mengadvokasi, mengkomunikasikannya. Jika ada yang tidak sesuai dgn prinsip-prinsip keimanan, kebenaran yang sifatnya sesuai dengan sifat dari Allah dan Rasulnya adalah mengoposisi. Itulah bentuk – bentuk amal sholeh para politisi yang menginisiasi, mengadvokasi, dan mengoposisi untuk tercapainya keputusan politik yang sholeh, benar, sesuai nurani, dan yang paling maslahat bagi masyarakat.
Ikhwah dan akhwat fillah yang dirahmati Allah, pekan ini kita sudah ke daerah pemilihan (dapil) insya Allah. Dalam perspektif amal sholeh, keperluan dapil disebut singartos / kecerahan itulah kemanfaatan bagi mereka, sebab apabila masyarakat semakin tercerahkan semakin punya imunitas untuk hal – hal yang sifat nya pragmatis. Jadi sangat strategis memperkuat wawasan masyarakat agar bisa terminimisasi dari dramatisme yang sering kali berseberangan dari kebenaran yang melanggar hukum, etika dan syariat. Jika orang semakin tahu mana yang benar maka akan semakinemut (rindu, cinta).
Yang kedua singkaraos, apa yang bisa dirasakan masyarakat. Apa yang dirasakan masyarakat berbeda tingkatannya, ada yang mudah mengakui bahwa ini memberi manfaat dengan hal – hal yang sifatnya pemberian infrastruktur, memang seharusnya untuk masyarakat umum, tapi ada juga yang merasa kalau diberikan empati langsung lebih terasa. Kalau masyarakat mempunyai wawasan justru yang bersifat infrastruktur untuk umum, tapi sebagian orang malah tidak mengakui. Oleh karenanya ,semua masyarakat (harus) kita sentuh. Ada pengalaman, ada anggota dewan yang program publik infrastrukturnya banyak, tapi program untuk segment masyrakat yang tidak langsung dirasakan kurang.
Ikhwah dan akhwat fillah, semoga ada manfaatnya bila mendengar arahan Allah SWT bahwa penerimaan masyarakat itu tidak terlepas dari pada cinta Allah kepada kita, kekuatan iman dan amal sholeh. kesholehan yang kita terjemahkan sebagai singartos dan singkaraos.
Notulensi oleh : Ben Yuha
Ditulis ulang dan edit oleh : Saidah dan ust. Mahmud
Sumber : Fraksi PKS DPR RI