“..Dan seandainya wanita penduduk surga muncul di tengah penduduk bumi, niscaya cahayanya akan menerangi langit dan bumi, begitupun dengan aroma wanginya, dan sungguh kerudung yang ada di kepalanya lebih baik dari pada dunia dan seisinya.”
(Shohih Bukhori No. 2587)
Tak sedikit yang berkata, menjalankan peran sebagai muslimah bukanlah hal yang mudah, bahkan terkadang malah membuat sedikit sesak napas. Banyak pengekang, pembatasan, dan hal-hal lainnya yang membatasi muslimah untuk berekspresi dan menunjukkan eksistensi. Mulai dari harusnya pakaian tertutup, belum lagi ditambah dengan jilbab yang harus diulurkan hingga ke dada, sampai dengan aturan-aturan yang katanya semakin mempersempit dunia muslimah. Sungguh, benar-benar diskriminatif dan tidak adil, benarkah begitu?!
Pada dasarnya, Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan segala kesempurnaan dan sepaket aturan yang melengkapinya. Aturan-aturan yang ada, bukanlah untuk mengekang jati diri seorang muslimah, namun justru sebaliknya aturan itu ada untuk melindungi dan memuliakannya. Misalnya, kenapa sih muslimah harus menggunakan pakaian yang tertutup dan tidak ketat? Dr. Malvinder Parmar dari Timmins & District Hospital, Ontario, Kanada, menyatakan bahwa celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit paresthesia. Menurut dr. Andradi Suryamiharia Sp.S(K), spesialis saraf yang sehari-harinya bertugas di RSUPN Cipto Mangun Kusumo, Jakarta dan staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, sebagai gangguan saraf, paresthesia gampang dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme. Belum lagi, menggunakan pakaian ketat bisa berisiko menyebabkan penyakit eksim, biduran, dermatitis, kanker ganas melanoma, bahkan kemandulan. Selain itu, berpakaian tertutup apalagi sempurna dengan jilbab maka akan membantu kamu terbebas dari masalah penuaan dini yang disebabkan oleh serangan sinar ultraviolet yang mengacam jaringan kolagen dan elastin pada kulit. Jadi, salahkah aturan yang ada pada firman Allah SWT ini, bahwasanya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan kain jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab, 33: 59).
Pada ayat tersebut, Allah SWT menyampaikan bahwa aturan semacam itu semata-mata agar muslimah tetap mulia dan terhindar dari gangguan, terutama dari gangguan mata ‘keranjang’ apalagi pelecehan lainnya. Itu baru dari satu aturan yang tadi sempat dibilang mengekang, belum yang lainnya. Kembali pada masalah jilbab, apakah benar jilbab merupakan pengekang bagi seorang muslimah? Justru itu merupakan paradigma yang salah. Jilbab merupakan sebuah identitas bagi seorang muslimah (perempuan yang beragama Islam). Ketika seorang muslimah mengenakan jilbab, maka tak sekedar pujian cantik atau terhindar dari penyakit kulit yang bisa ia dapatkan, namun lebih dari itu. Jilbab merupakan bagian dari wujud independensi seorang muslimah untuk menunjukkan jati dirinya sebagai umat Islam yang bertakwa. Terbebas dari eksploitasi produk-produk iklan, mode, dan standar negatif yang menyatakan bahwa wanita yang cantik haruslah yang tahu mode dan memiliki tubuh yang ideal.
Pakaian-pakaian yang dipasarkan oleh produsen mode merek terkenal dan hanya terbuat dari kain dua telapak tangan, kebanyakan justru tidak menghargai wanita sebagai pribadi yang unik. Mereka membatasi pengguna produk mereka hanya untuk orang-orang yang katanya memiliki tubuh ideal, dan itulah yang dikatakan cantik. Berbeda dengan Islam yang menggunakan standar kecantikan bukan sekedar dari kondisi fisik semata, namun pada akhlak dan ketakwaannya pada Sang Pencipta. Apa pernah ada satu dalil yang mengharuskan wanita harus bertubuh langsing dahulu untuk menggunakan jilbab? Semua muslimah, tua, muda, miskin, kaya, berkulit hitam, maupun putih, semua dibilang cantik oleh Islam terutama wanita sholihah dan berjilbab rapi. Tidak ada lagi, penilaian manusia yang justru sebenarnya membatasi keberadaan seorang wanita. “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).
Tidak hanya itu saja, banyak kisah-kisah historis yang menceritakan peristiwa bahwa Islam sangat memuliakan muslimah. Salah satu contohnya adalah kisah tentang seorang muslimah di kota Amuria terletak antara wilayah Iran dan Syam berteriak meminta pertolongan karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi. Teriakan itu ternyata terdengar oleh Khalifah Mutashim, pemimpin umat islam saat itu. Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan tersebut.Kerajaan Romawi langsung digempur. Sedemikian besarnya tentara kaum muslimin hingga diriwayatkan, kepala pasukan sudah berada di Amuria sedangkan ekornya berakhir di Baghdad, bahkan masih banyak tentara yang ingin berperang. Selain itu, untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh tewas dan 30.000 lainnya menjadi pesakitan. Subhanallah!!
Banyak nash-nash Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW yang begitu memuliakan wanita, terutama muslimah. Bahkan mengingatkan pada kaum pria untuk senantiasa menjaga dan bersikap baik pada wanita. Maka dari itu sahabat muslimah yang mempesona, Islam tak memiliki alasan untuk mengekangmu. Seperangkat aturan yang ada dan hadir dari Sang Pencipta merupakan bagian dari kasih sayangNya padamu. Ibarat pembuat robot, maka ia memiliki sejumlah aturan dan petunjuk penggunaan bagi robotnya agar robot itu bisa digunakan dengan baik dan tidak mudah rusak. Begitupun Sang Pencipta yang tahu setiap detil dari diri kita, bukan berarti memperlakukanmu seperti robot yang tak bernyawa namun karena engkau sungguh-sungguh memiliki arti bagi dunia maupun akhirat. Tetap berjihadlah dengan jilbabmu yang menjulur indah, Muslimah!
Oleh: MTP