Seekor burung kecil memandang sajadah negerinya
Negerinya yang tampak berusia
Di tengah rona gulita siluet maghrib senja
Paruhnya gagap melantun kicau ejaan damai Sang negeri balik mayapada
Jordan tak lagi beriak riang
Kulit bumi menggeliat memecah
Desau angin berisyarat amunisi beringas
Lazuardi tak lagi teduh mengawal
Dedaunan meranggas tanpa rupa
Burung kecil mengigil hampa
Ngeri memandang tandus negerinya
Iblis gerilya mengoyak iman
Berani melemah dalam pikir tak beralas
Sang Alif berbisik pada burung kecil hilang daya
Berbisik akan eloknya mayapada
Ganti mendung dengan bianglala
Gelisah hangus oleh semangat menyala
Intifadha melolong mengancam zionis hina
Paruh gagapnya kembali bernyanyi tanpa kelu dan alpa
Menyeru senandung para bidadari suci di negeri seberang
“Zionis hina tak kan berdaya, karena kemenangan hanya kami yang punya..!!”
Menyatu dalam derap langkah para Jundullah bermisi tajam
Samudera menyampaikan kicau paruh kecilnya pada semesta
“Zionis hina tak kan berdaya, karena kemenangan hanya kami yang punya…!!”
Mematik munajat dunia akan suka cita
Usir temaram dari sela segala
Terang menutun noktah hina raib tanpa syarat
Oleh: MTP