Taipei, 3 Desember (CNA) Kelompok-kelompok masyarakat turun ke jalan di wilayah utara, tengah dan selatan Taiwan pada hari Sabtu dalam mendukung pernikahan dan nilai-nilai keluarga tradisional, dan bersatu dalam menentang keras terhadap pernikahan sesama jenis.
Aliansi Generasi Masa Depan Bahagia–The Happiness of The Next Generation Alliance (下一代 幸福 聯盟) dan kelompok-kelompok sipil lainnya berpartisipasi dalam kegiatan sore, yang dihadiri oleh sekitar 200.000 orang di seluruh Taiwan, termasuk 100.000 di Taipei, lebih dari 50.000 di Kaohsiung dan lebih dari 40.000 di Taichung, menurut penyelenggara.
Di Taipei, puluhan ribu pengunjukrasa memenuhi Ketagalan Boulevard di depan Kantor Presiden di sore hari.
Peserta mengenakan atasan putih dan plakat yang bertuliskan “masyarakat memiliki hak untuk menentukan perkawinan dan keluarga yang sah menurut hukum.” Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa jika pemerintah ingin secara hukum mendefinisikan pernikahan, harus melakukannya dengan menolak referendum terkait masalah ini.
Mereka juga menyerukan kurikulum pendidikan untuk anak-anak harus disetujui oleh orang tua dan elemen-elemen yang menentang definisi perkawinan dan keluarga tradisional harus ditolak.
Penyelenggara membagi-bagikan petisi di antara peserta sebagai bagian dari kampanye untuk mengingatkan legislator yang telah mendukung upaya pemerintah untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
Yu Mei-nu (尤 美女), legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, yang pertama kali memperkenalkan amandemen UU Sipil untuk mengizinkan pernikahan sesama jenis, harus menanggung beban kemarahan demonstran.
Peserta menendang bola plastik besar, yang bertuliskan namanya, sepanjang jalan dari Gongyuan Road dekat Peace Park 228 hingga Gerbang Jin Fu.
Perwakilan dari beberapa kelompok Kristen dan Budha juga mengambil bagian dalam acara tersebut.
Chu Wu-hsien (朱武 獻), salah satu perwakilan mereka, mengatakan bahwa kelompok agama gigih menentang revisi UU Sipil, karena akan “menghancurkan nilai-nilai keluarga.”
Namun, untuk menghormati komunitas LGBT, kelompok agama mengatakan mereka akan mendukung undang-undang khusus untuk pasangan dan pernikahan sesama jenis untuk memberikan perlindungan hukum bagi mereka yang menginginkannya, meskipun UU ini “harus dikaji dengan seksama sebelum kami memberikan dukungan. ”
Sekelompok lebih dari 100 pendukung pernikahan sesama jenis mengenakan pakaian berwarna-warni dan melambaikan bendera pelangi juga berkumpul di salah satu area di Taipei. Polisi mencoba untuk menjaga dua kelompok terpisah untuk menghindari bentrokan, tapi beberapa masih berhasil menerobos barisan polisi.
Wu Hsin-en (吳馨恩), seorang wanita transgender penganjur hak LGBT, berusaha untuk menerobos melewati kerumunan pada panggung yang didirikan pada Ketagalan Boulevard, tetapi digiring oleh polisi.
Tseng Hsien-ying (曾 獻 瑩), perwakilan dari orang tua dalam aliansi, mengatakan legislatif harus segera menghentikan peninjauan terhadap UU untuk menyatukan sesama jenis.
Sementara itu, kelompok-kelompok sipil pendukung pernikahan sesama jenis seperti Asosiasi Hotline Taiwan Tongzhi – LGBT (台灣同志諮詢熱線) merencanakan untuk menggelar konser pada 10 Desember, bertepatan dengan Hari HAM se-Dunia, juga di Ketagalan Boulevard.
DPP legislator awalnya berencana untuk merevisi UU Sipil untuk mengijinkan pernikahan sesama jenis, tapi setelah protes skala besar seperti sekarang ini mempertimbangkan penyusunan undang-undang khusus untuk kelompok masyarakat tersebut.
(Oleh Chen Chih-chung dan Lilian Wu)
Enditem/AW
Sumber : focustaiwan.tw