PIP-Taiwan. Pihak berwenang Beijing mengungkapkan bahwa Cina telah berjuang dalam upaya melawan peningkatan jumlah penipuan telekomunikasi yang menelan kerugian hingga miliaran dolar dan menyebabkan beberapa kasus bunuh. Pihaknya juga mengatakan bahwa geng-geng kriminal di Taiwan sebagai pelaku dibalik banyaknya kasus penipuan tersebut.
Media pemerintah Cina dalam hal ini menyalahkan lemahnya hukum di Taiwan dan melaporkan bahwa penipu berbahasa Cina yang direkrut di Taiwan tersebut semakin banyak beroperasi di Afrika Timur atau Asia Tenggara.
Meskipun ada ketegangan politik antara Cina dan Taiwan, beberapa tahun terakhir kedua belah pihak telah bekerja sama dalam menyelidiki kasus penipuan telekomunikasi ini. Meski begitu, Taiwan mengatakan bahwa pemerintah Cina terkadang tidak memberikan cukup bukti kepada mereka untuk melakukan tindakan apapun.
Kolonel Corps Investigasi dari Badan Investigasi Kriminal, Chang Wen-Yuan (張文源) mengatakan bahwa mereka adalah negara demokratis dan mengikuti aturan hukum, sehingga dalam hal ini tidak bisa hanya berdasarkan laporan media untuk menetapkan seseorang dinyatakan bersalah tetapi diperlukan juga bukti yang cukup.
Chang berbicara setelah Cina mengecam Taiwan untuk membebaskan 20 orang tersangka untuk dideportasi ke Taiwan dari Malaysia dalam kasus dugaan penipuan telekomunikasi. Jaksa mengatakan, sebagian besar para tersangka ditahan kembali pada hari Kamis lalu.
Polisi Cina mengatakan, kasus ini biasanya beroperasi dengan target orang tua, siswa atau pengangguran dan pelaku menyamar sebagai pejabat pemerintah. Menurut rincian yang diberikan kepada media pemerintah Cina, pesan pra-rekaman dikirim ke orang yang ada di Cina dan mengklaim ada masalah terhadap asuransi kesehatan mereka.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa mereka (para korban) yang menanggapi pesan tersebut nantinya akan
dihubungi oleh seseorang yang berpura-pura sebagai polisi yang bersedia membantu korban dan meyakinkan korban untuk mentransfer uang mereka ke sebuah rekening “aman”.
Penipu bahkan sampai ada yang menggunakan modus penculikan palsu terhadap anggota keluarga korban ataupun dengan modus untuk membantu korban yang terlibat sengketa hukum yang melibatkan kerabat.
Pihak berwenang Cina sendiri telah mendaftarkan sebanyak 590.000 kasus penipuan telekomunikasi pada tahun lalu, menurut Departemen Statistik Keamanan Publik Cina, dikutip oleh Xinhua. Jumlah kasus ini naik dari sekitar 100.000 pada tahun 2011, yang menyebabkan kerugian sebesar 22,2 miliar yuan (US$ 3.42 miliar).
Xinhua mengatakan, ratarata lebih dari 10 miliar yuan per tahun hasil penipuan dibawa keluar dari China ke Taiwan.
Sejak 2011, Taiwan dan China telah bekerja sama dalam menyelidiki penipuan telekomunikasi di Indonesia, Kamboja, Filipina dan negara-negara lain. Dalam laporan disebutkan mereka telah menangkap lebih dari 7.700 tersangka, termasuk 4.600 Taiwan.
Lennon Chang, seorang kriminolog dan ahli dalam kasus penipuan telekomunikasi di Monash University, Melbourne-Australia, mengatakan bahwa penipuan telekomunikasi terjadi di Taiwan sejak awal tahun 1990-an, sebelum tejadi operasi penggrebekan yang memicu para pelaku tersebut memindahkan kegiatannya ke Xiamen.
Di sana, para pelaku mengambil sinyal ponsel dari Taiwan untuk menelpon penduduk Taiwan dan bersembunyi dibalik lemahnya hukum kerjasama di Selat Taiwan. Chang mengatakan, para pelaku kemudian mulai membidik Cina, akan tetapi pihak berwenang di Taiwan dan Cina mulai berkolaborasi untuk mengatasi masalah tersebut
dengan memanfaatkan kemajuan untuk bergerak melakukan pengumpulan bukti.
Media pemerintah Cina melaporkan cerita menyedihkan dari para korban penipuan tersebut. Sebuah situs Harian Rakyat pada Januari lalu melaporkan satu kasus di mana seorang pria yang berasal dari provinsi tengah Henan telah mentransfer uangnya sebesar 10.000 yuan kepada penipu dan pria tersebut melakukan aksi gantung diri di luar sebuah kantor cabang Bank Pertanian Cina setelah pihak bank dan polisi tidak mampu mengembalikan uang yang
ditransfernya.
Tindakan korban dipicu akibat dirinya melakukan investasi palsu. Kepala kejaksaan Taichung, Hung Chia-yuan (洪 家 原) mengatakan bahwa dalam tiga sampai empat tahun terakhir telah melakukan penyelidikan–bersama pihak berwenang Cina–terhadap kasus yang melibatkan lebih dari 970 orang, sebagian besar para penipu dari Taiwan diduga melakukan aksi penipuan telekomunikasi di negara-negara ketiga.
Hukuman bagi para tersangka penipuan di Taiwan berkisar dari satu sampai tujuh tahun penjara dan maksimum hingga 30 tahun, katanya. Dia pun menambahkan bahwa hukuman di Cina sering diperingan setelah beberapa tahun bagi pelaku yang perilaku baik. (Taipei Times/Via)
tdk perlu saling menyalahkan, dselesaikan bersama kan lbh damai hehehe