Pengungsi Gempa Aceh Butuh Makanan dan Obat
Aceh (7/12) - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Aceh bergerak cepat setelah terjadi gempa sebesar 6,4 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016) pagi. Ketua Bidang Humas DPW Aceh…
Aceh (7/12) - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Aceh bergerak cepat setelah terjadi gempa sebesar 6,4 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016) pagi. Ketua Bidang Humas DPW Aceh…
Jakarta (7/12) - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini menyampaikan belasungkawa terkait bencana gempa bumi di Aceh pagi tadi, Rabu 7 Desember 2016. Sampai siang ini, sedikitnya 20…
Bibir-bibir itu masih saja mengumpat. Tangannya pun tak kalah beringasnya, masih saja dengan parang, tombak, dan bilah-bilah sembilu yang siap meninggalkan beragam sayat dan luka. Tak hanya pada epidermis, akan tetapi jauh lebih dalam menusuk dan mengiris. Lambertus Wera, anak kepala dusun yang baru saja pulang nyantri itu ternyata harus menerima sambutan yang luar biasa tak terduga. Bukan dengan pesta semacam Ritual Bole Bundo atau Ore yang terselenggara. Melainkan sebuah sambutan yang tak sekedar mengucurkan keringat semata, tetapi turut mengiris diorama rasa seorang Wera. Ah, bukan Wera. Tetapi, Rahman Shaleh. Nama yang lebih apik dan bermakna. Sudah setahun kiranya nama itu disandangnya saat masih di pondok nyantrinya, di Tanah Jawa sana. (more…)